Selasa, 11 November 2008

Kisah Nyata di dunia glamor Jakarta

kisah nyata di dunia glamor Jakarta
( diadop dari milis tetangga)

Dua hari yang lalu gw ketemu dengan salah seorang AFI (Akademi FantasiIndosiar). Selain lepas kangen (he..he) gw juga dapat cerita seru darikehidupan mereka. Di balik image mereka yang gemerlap saat manggungatau ketika nongol di teve, kehidupan artis AFI sangat memprihatinkan.Banyak di antara mereka yang hidup terlilit utang ratusan juta rupiah.Pasalnya, orang tua mereka ngutang ke sana-sini buat menggenjot smsputera-puteri mereka. Bisa dipastikan tidak ada satu pun kemenangan AFIitu yang berasal dari pilihan publik. Kemenangan mereka ditentukanseberapa besar orang tua mereka anggup menghabiskan uang untuk sms.Orang tua Alfin dan Bojes abis 1 M. Namun mereka orang kaya, biarin aja.

Yang kasian mah, yang kaga punya duit. Fibri (AFI 005) yangtereliminasi di minggu-minggu awal kini punya utang 250 juta. Diasekarang hidup di sebuah kos sederhana di depan Indosiar. Kosnya emangsedikit mahal RP 500..000. Namun itu dipilih karena pertimbangan hematongkos transportasi. Kos itu sederhana (masih bagusan kos gw gitu loh),bahkan kamar mandi pun di luar. Makannya sekali sehari. Makan dua kalisehari sudah mewah buat Fibri. Kaga ada dugem dan kehidupan glamor, lhamakan aja susah.

Ada banyak yang seperti Fibri. Sebut saja intan, Nana, Yuke, Eki, dll.

Mereka teikat kontrak ekslusif dengan manajemen Indosiar. Jadi, kagabisa cari job di luar Indosiar. Bayaran di Indonesiar sangat kecil. Lagianpembagian job manggung sangat tidak adil. Beberapa artis AFI sepertiJovita dan Pasya kebanjiran job, sementara yang lain kaga dapat/jarang dapatjob. Maklum artisnya sudah kebanyakan. Makanya buat makan aja merekasusah. Temen gw malah sering dijadiin tempat buat minjem duit. Minjemnyabahkan cuma Rp 100.000. Buat makan gitu loh. Mereka ga berani minjem banyak karena takut ga bisa bayar.

Ini benar-benar proyek yang tidak manusiawi. Para orang tua dan anakIndonesia dijanjikan ketenaran dan kekayaan lewat sebuah ajang adubakat di televisi. Mereka dikontrak ekslusif selama dua tahun olehIndosiar. Namun tidak ada jaminan hidup sama sekali. Mereka hanyadibayar kalo ada manggung. Itu pun kecil sekali, dan tidak menentu.Buruh pabrik yang gajinya Rp 900.000 jauh lebih sejahtera daripadamereka.

Nah acara ini dan acara sejenis masih banyak, Pildacil juga begitu.Kasian orang tua dan anak yang rela antre berjam-jam untuk sebuah penipuanseperti ini. Seorang anak pernah menangis tersedu-sedu saat tidak lolos dalam audisi AFI. Padahal dia beruntung. Kalau dia sampai masuk, bisa dibayangkan betapa dia akan membuat orang tuanya punya utang yang melilit pinggang, yang tidak akan terbayar sampai kontraknya habis.

JUDI SMS MENGGILAAAA ......

Tiap stasiun televisi di Indonesia mempunyai acara kontes-kontesan.Tengok saja misalnya AFI, Indonesian Idol, Penghuni Terakhir, KDI,Putri Cantrik, dsb. Sejatinya, tujuan dari acara ini bukan mencaribibit penyanyi terbaik. Acara ini hanya sebagai kedok. Bisnissebenarnya adalah SMS premium...

Bisnis ini sangat menggiurkan, lagi pula aman dari jeratan hukum --setidaknya sampai saat ini. Mari kita hitung. Satu kali kirim SMSiayanya --anggaplah- - Rp 2000. Uang dua ribu rupiah ini sekitar 60%untuk penyelenggara SMS Center (Satelindo, Telkomsel, dsb). Sisanyayang 40% untuk "bandar" (penyelenggara) SMS. Siapa saja bisa jadibandar, asal punya modal untuk sewa server yang terhubung ke Internetnonstop 24 jam per hari dan membuat program aplikasinya. Jika dari satuSMS ini "bandar" mendapat 40% (artinya sekitar Rp 800), maka jika yangmengirimkan sebanyak 5% saja dari total penduduk Indonesia (Coba andahitung, dari 100 orang kawan anda, berapa yang punya handphone? Sayayakin lebih dari 40%), maka bandar ini bisa meraup uang sebanyak Rp80.000.000.000 (baca: Delapan puluh milyar rupiah). Jika hadiah yangdiiming-imingkan adalah ? rumah senilai 1 milyar, ituartinya bandar hanya perlu menyisihkan 1,25% dari keuntungan yangdiraupnya sebagai "biaya promosi"! Dan ingat, satu orang biasanya tidakmengirimkan SMS hanya sekali. Masyarakat diminta mengirimkan SMSsebanyak-banyaknya agar jagoannya tidak tersisih, dan "siapa tahu"mendapat hadiah. Kata "siapa tahu" adalah untung-untungan, yangmempertaruhkan pulsa handphone. Pulsa ini dibeli pakai uang.Artinya : Kuis SMS adalah 100% judi.

Begitu menggiurkannya bisnis ini, sampai-sampai Nutrisari membuatiklan yang saya pikir menyesatkan. Pemirsa televisi diminta menebak,"buka" atau "sahur", lalu jawabannya dikirim via SMS. Ada embel-embelgratis.
Ada kata, "dapatkan handphone... " Saya bilang ini menyesatkan, karenapemirsa televisi bisa menyangka : "Dengan mengirimkan SMS ke nomorsekian yang gratis (toll free), saya bisa mendapat handphone gratis".

Kondisi ini sudah sangat menyedihkan. Bahkan sangat gawat. Lebih parahdaripada zaman Porkas atau SDSB. Jika dulu, orang untuk bisa berjudiharus mendatangi agen, jika dulu zaman jahiliyah orang berjudi dengananak panah, sekarang orang bisa berjudi, hanya dengan beberapa ketukanjari di pesawat handphone!

Tolong bantu sebarkan kampanye anti judi SMS ini.Tanpa bantuan anda, kampanye ini akan meredup dan sia-sia belaka.